alat ukur listrik analog dan digital
ALAT UKUR LISTRIK ANALOG DAN DIGITAL
Alat Ukur Listrik Analog
Alat
ukur listrik analog merupakan alat ukur
generasi awal dan sampai saat ini masih
digunakan. Bagiannya banyak komponen
listrik dan mekanik yang saling berhubungan.
Bagian listrik yang penting adalah,
magnet permanen, tahanan meter, dan
kumparan putar. Bagian mekanik meliputi
jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum
penunjuk (Gambar 4).
Mekanik
pengatur jarum penunjuk merupakan
dudukan poros kumparan putar yang
diatur kekencangannya (Gambar 5). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat,
jika terlalu kendor jarum akan mudah
goncang. Pengaturan jarum penunjuk
sekaligus untuk memposisikan jarum
pada skala nol meter. Alat
ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik.
Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran.
Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan.
Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros
jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara (Gambar 6). Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar
maupun jenis
besi putar seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Bentuk
skala memanjang saat kini jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran
banyak dipakai untuk alat ukur voltmeter dan ampermeter pada panel meter (Gambar 7).
Multimeter Analog
Multimeter
salah satu meter analog yang banyak dipakai
untuk pekerjaan kelistrikan dan bidang elektronika
(Gambar 8). Multimeter
memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu:
1.
Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500
V, pengukuran tegangan DC dengan batas ukur
0-0,5 V dan 0-500 V.
2.
Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur
0-50 μA dan 0-15 A, pengukuran arus listrik AC
0-15 A.
3. Ohmmeter dengan
batas ukur dari 1Ω-1MΩ.
Alat Ukur Digital
Alat
ukur digital saat sekarang banyak dipakai
dengan berbagai kelebihannya, murah,
mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter
digital mampu menampilkan beberapa
pengukuran untuk arus miliamper, temperatur
°C, tegangan milivolt, resistansi ohm,
frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi
nF (Gambar 9). Pada
dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram
alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to
digital converter,
mikroprosesor, alat cetak, dan display digital (Gambar 10). Sensor
mengubah besaran listrik
dan non elektrik menjadi tegangan,
karena tegangan masih dalam
orde mV perlu diperkuat oleh penguat
input.
Sinyal
input analog yang sudah diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal
digital dengan
(ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor
dengan program
tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan
dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display
digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu
7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar 11). Sinyal digital
terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0
tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON. Sebuah
multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur tegangan,
arus, dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC (Gambar 12).
Sakelar
pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan AC/DC,
pengukuran arus AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor. Terminal
kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil
300 mA dengan arus sampai 10 A dibedakan.
Alat Ukur Analog Kumparan Putar
Konstruksi
alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti
besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala
linear, dan pegas
spiral rambut, serta pengatur posisi nol (Gambar 13). Torsi yang
dihasilkan dari interaksi
elektromagnetik sesuai persamaan:
T = B × A × I × N
T
= Torsi (Nm)
B
= kerapatan fluk magnet (Wb/m2)
A
= luas efektif koil (m2)
I
= arus ke kumparan putar (A)
N
= jumlah lilitan
Dari
persamaan di atas, komponen B, A dan
N adalah konstan, sehingga torsi berbanding
lurus dengan arus mengalir ke kumparan
putar. Data alat ukur kumparan putar
dengan dimensi 31/2 in, arus 1mA, simpangan
skala penuh 100 derajat memiliki A
: 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2 Wb/m2, N: 84 lilit,
T : 2,92 × 10–6 Nm R kumparan putar: 88Ω,
disipasi daya: 88 μW.
Untuk
pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode
bridge sebagai penyearah AC ke DC (Gambar 14). Tahanan
seri RV untuk mendrop tegangan
sehingga batas ukur dan skala
pukuran sesuai. Sehingga tahanan
total RT = RV + R. Multimeter menggunakan
kumparan putar sebagai penggerak jarum
penunjuknya.
Comments
Post a Comment